Yvo and utiketIndonesia

Batavia Air bangkrut

Batavia Air bangkrut

31 Jan 2013 10:36:00

Batavia air merupakan pelopor dalam dunia bisnis penerbangan yang telah beroperasi selama lebih dari 10 tahun. Di awal tahun 2013, Batavia Air memiliki pangsa pasar sebesar 11% yang membuatnya menjadi operator ketiga bersama dengan Sriwijaya Air.

Keruntuhan Batavia Air yang menjadi salah satu operator penerbangan terbesar membuatnya berhenti beroperasi. Kebangkrutan ini merupakan kasus signifikan yang berdampak besar untuk agen-agen Batavia, karyawan dan penumpang sebagaimana berdampak pula untuk keamanan dan persaingan harga maskapai.

Hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan yang harus dijawab saat ini, terutama bagaimana dengan para biro perjalanan yang sudah deposit ke Batavia dan bagaimana dengan tiket Batavia yang sudah dibeli oleh orang-orang? Apakah uang dan tiket mereka hilang begitu saja? Jawabannya tergantung dengan apa yang akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang, yaitu ada atau tidak pembeli maskapai ini dan bagaimana pemerintah berperan dalam hal ini? Kami di utiket.com akan memberikan analisa untuk kondisi ini.

Tidak efisiennya penggunaan bahan bakar pesawat

Maskapai ini mengalami keterpurukan karena persaingan yang mencekik leher ditambah dengan hutang yang banyak dan menumpuk serta penggunaan bahan bakar pesawat. Tetapi Batavia memiliki jaringan yang luas dengan beberapa penerbangan internasional dan memiliki sekitar 5000 agen perjalanan. Hal tersebut membuatnya sangat menarik bagi orang-orang luar yang ingin memasuki pasar perjalanan udara Indonesia.

Saham Batavia sebesar 11% juga manarik bagi operator udara lainnya seperti Sriwijaya Air yang berjuang untuk mempertahankan saham ini di kisaran 11%. Pengambilalihan akan menjadikan penggabungan saham Sriwijaya/Batavia grup sebesar 22% meskipun hal ini diragukan namun secara finansial Sriwijaya cukup kuat. Tiger Airways (yang membeli Mandala tahun lalu) juga tertarik untuk mengambil alih. Air Asia pun mempertimbangkan untuk mengambil alih Batavia setelah restrukturisasi hutang.

Restrukturisasi dan Mencari Pembeli

Kurator baru Batavia akan fokus dahulu dalam merestrukturisasi hutang dan mencari pembeli yang akan membeli perusahaan secara keseluruhan, jika berhasil dapat memulai penerbangan kembali dalam waktu sekitar satu atau dua minggu jika memungkinkan. Meskipun banyak terdapat pembeli yang potensial, mereka berhadapan dengan dua persoalan.

Persoalan pertama tentunya masalah keuangan. Bahkan setelah restrukturisasi hutang akan tetap ada sejumlah hutang yang masih ada. Perusahaan membutuhkan suntikan dana dan yang paling sangat penting, sangat mahal yaitu efisiensi bahan bakar pesawat.

Untuk kesemuanya itu membutuhkan investasi sedikitnya 1 triliun rupiah yang mungkin merupakan hal sulit bagi sebuah perusahaan di Indonesia.

Persoalan kedua datang untuk berfokus setelah maskapai yang berbasis di Malaysia, Air Asia mengumumkan upaya mengambil alih tahun lalu, tidak lama setelah maskapai yang berbasis di Singapura, Tiger Airways mengambil alih Mandala.

Ada banyak opini negatif dalam masyarakat mengenai pembelian maskapai Indonesia yang dilakukan oleh perusahaan asing. Walaupun sebuah perusahaan asing sudah tidak diperbolehkan untuk memegang saham utama dalam maskapai Indonesia, namun keberadaannya dalam hal ini secara tidak langsung masih memungkinkan.

Para pejabat pembuat undang-undang (legislator) telah mempertimbangkan untuk merubah hukum dan memblokir pengambilalihan Batavia. Kebangkrutan merubah banyak hal dan membuat para legislator melunak tetapi investor asing masih menghadapi campur tangan legislator Indonesia dan hal ini akan mulai menjadi gambaran masalah besar yang akan dilihat oleh masyarakat layaknya burung pemangsa bangkai.

Skenario restrukturisasi hutang dengan cepat, pengambilalihan dan memulai kembali penerbangan dalam beberapa minggu ke depan merupakan pemikiran yang optimis. Kebangkrutan Mandala pada tahun 2011 memerlukan waktu hampir 1,5 tahun sebelum teratasi dan menyebabkan maskapai ini harus memulai kembali dari awal.

Hal ini akan menjadi daya tarik terbaik bagi setiap orang, tidak hanya penumpang, jika kebangkrutan Batavia dapat cepat teratasi. Pertumbuhan pasar domestik yang begitu pesat menjadikan kekurangan peralatan dan berbagai maskapai berusaha mendapatkan pesawat baru secepat mungkin hanya untuk memenuhi permintaan.

Keruntuhan Batavia berarti menyebabkan 34 pesawat nganggur dan tidak dipergunakan. Berkurangnya ketersediaan pesawat dalam meningkatnya permintaan perjalanan udara pasti akan menyebabkan harga tiket pesawat naik. Hal ini juga akan memperdalam tekanan berbagai maskapai dengan kemungkinan tergelincir standar keamanan sebagai hasilnya.

Peran Pemerintah Indonesia

Mempertimbangkan masalah pengambilalihan dengan cepat sama halnya dengan orang-orang yang sudah membeli tiket Batavia mendapatkan uang mereka kembali.

Berikut ini merupakan sebuah peran yang jelas bagi pemerintah Indonesia: pemerintah dapat mengatur dengan maskapai lain untuk mengijinkan seseorang dengan tiket Batavia Air yang berlaku untuk dibookingkan kembali secara gratis sehingga setidaknya penumpang dapat terbang ke tujuan mereka tanpa biaya tambahan apapun. Hal tersebut tentunya dibayar oleh pemerintah.

Tetapi ada cara lain tentang bagaimana pemerintah membantu persoalan ini, yaitu dengan mengambil alih Batavia. Pemerintah Indonesia sendiri telah berjuang memiliki Merpati Nusantara yang bisa bertahan hanya dengan suntikan dana yang besar dari pemerintah.

Dengan mengambil alih Batavia maka dapat memungkinkan untuk penyatuan operasi, restrukturisasi dan privatisasi mereka dengan sebuah IPO (Initial Public Offering) dalam beberapa tahun mendatang. Hal tersebut memang mahal tetapi merupakan kesempatan sebagaimana Merpati menjadi penyebab sakit kepala pemerintah Indonesia karena Merpati terlalu lemah untuk bertahan padahal Merpati menyediakan fungsi penting layanan publik dalam melayani lokasi terpencil.

Di sisi lain, kebanyakan penerbangan Batavia berada pada rute populer. Kombinasi ini menguntungkan karena akan memungkinkan Merpati untuk melayani sebagai pengganti rute utama Batavia, sama seperti Wings Air yang merupakan pengganti untuk rute Lion Air.

Pengambilalihan oleh pemerintah juga akan menstabilkan pasar secara langsung, hal tersebut akan menjadikan harga tetap rendah dan menjamin keselamatan penerbangan lain. Sama seperti selama krisis keuangan yang diselamatkan oleh pemerintah di seluruh dunia karena mereka dianggap "terlalu besar juga gagal" ;, yang berarti kebangkrutan bank akan menyebabkan percikan kerusakan yang signifikan terhadap perekonomian. Batavia bukanlah sebuah bank tetapi dapat dianggap "terlalu besar juga gagal" pula.

Pengambilalihan keseluruhan oleh perusahaan lokal, pemerintah atau bahkan investor asing akan menjadi solusi terbaik tetapi diperlukan waktu yang cepat. Jika anda masih memegang tiket Batavia jangan buang tiket tersebut.

Posts yang sama